Kumpulan Puisi dari Buku Puisi (Permataku Yang Hilang) dari Zaqy Rahman
Permatakoe Jang Hilang
Permataku yang hilang
Alangkah ceroboh nya aku pernah melepasmu dari genggamanku
Aku telah mencari permata yang lain
Namun, tidak ada yang seindah dirimu
Ruang Biru, 2023
Dikala Hujan itu
Saat hujan telah turun, aku menari di bawah teduhnya payung
Tak peduli seberapa berat beban yang kutanggung
Air mata pun mengalir bersama hujan yang tak dapat dibendung
Berharap membersihkan virus cinta yang membuat hati hancur lebur
Hari ini hujan tak dapat membasuh virus cinta yang ada pada diriku
Aku tiba-tiba memikirkanmu
Apa kabar?
Apa yang kau lakukan di kala semesta menangis?
Kasur Ayah, Musholla, 2023.
Yang Semestinya
Sekarang, masa darah muda tengah mendidih
Masa yang seharusnya memiliki tekad dan semangat yang gigih
Namun, masih banyak darah muda yang membeku dan menangis lirih
Akibat cinta yang tak dapat mereka raih.
Ruang Biru, 2023
Putih Abu-abu
Masa ini adalah masa yang indah
Begitulah yang dikatakan orang dahulu
Apa yang mereka temukan?
Apa yang membuatnya Indah?
Putih abu-abu hanyalah warna yang monoton
Bahkan putih bukanlah warna
Abu-abu pun hanya campuran putih dan hitam
Akankan aku menemukan keindahannya suatu saat nanti?
Ruang Biru, 2023
Kamu Yang Lain
Masa ini adalah masa yang indah
Begitulah yang dikatakan orang dahulu
Aku pernah merasakan jatuh cinta
Namun, aku tidak tahu kepada siapa
Hatiku bertanya-tanya
Siapa dia?
Mengapa harus dia?
Kapan aku menemuinya?
Chrisye pernah berkata, “Sungguh aneh tapi nyata”
Tapi, itulah keadaannya
Saat pertama kali berjumpa denganmu
Aku merasakan getaran cinta yang sama
Seakan-akan anganku bersuara di fajar hati dengan sempurna.
Apa yang mereka temukan?
Apa yang membuatnya indah?
Mestakung
Pagi itu aku mulai melangkahkan kaki
Pergi mencari ilmu yang hakiki
Semangat kuteguhkan dalam hati
Tak peduli segala rintangan yang ku hadapi
Ketika pagi masih hangat
Semesta mempertemukan kita di simpang jalan yang kutuju
Kau melambaikan tangan dan melempar senyum
Aku pun tersipu malu dan tak henti-henti membayangkan indahmu
Ruang Biru, 16 September 2023
Cantik
Di mataku kau lah sang lavanya
Anugerah Tuhan yang senantiasa ku terima
Di mata orang lain mungkin kau hanya perempuan biasa
Tapi di mataku kau sangat cantik sempurna
Ruang Biru, 2023
Dirimu dan Maghrib
Kumandang adzan telah kudengar Aku memasuki mushola berharap dosaku terbakar Tanpa sengaja aku melihat senyumanmu yang indah terpancar Aku pun duduk dan tersenyum dengan hati yang berdebar.
Tenda, 2023
Tak Biasanya
Biasanya malam tak pernah mengundangmu ke dalam mimpi Aku pun tak pernah mengharapkanmu hadir di sepanjang lelapku Saat terjaga Ku berharap hari ini semesta merestui bertemu denganmu
Tapi harapanku musnah Meski di tempat yang tak jauh jaraknya Tuhan tak izinkan menatap wajah cantikmu
Oh Tuhan apa maksud mimpi semalam? Hanya Engkau yang mengetahui segala
Ruang Biru, 24 September 2023
Puisi Terakhir
Aku tak tahu apalagi yang harus kutulis Tak tahu apa perasaanku Kepalaku menjadi kosong karenamu Bahkan, arti cinta pun tak kusadari
Sungguh tak mudah menuliskan ini Ku coba memohon pada Tuhan Bercerita pada Puji Jagad Hingga bercengkrama dengan alam
Wahai puisi terakhirku Permata yang hilang kini sudah menjadi kenangan Meski permata baru telah kutemukan dirimu tetap akan terkenang
Ruang Biru, 8 Oktober 2023
Tentang Penulis
Zaqy Rahman adalah seorang pelajar sekaligus penulis puisi. Zaqy lahir pada tanggal 23 Februari tahun 2007, di kota Bandung. Ia seorang pelajar dari sekolah SMA Al-Kautsar Labschool Bandung. Ia menyukai Sastra dan Bahasa Indonesia. Sekarang Zaqy tinggal di Kiaracondong, Bandung.
Hubungi penulis:
Email: zaqyruhiyat@gmail.com
Instagram: @zakirenebluu_
Facebook: Zaqy Rahman
WhatsApp: +6285795651729