Kumpulan Puisi dari Buku Puisi (Permataku Yang Hilang) dari Zaqy Rahman

Permatakoe Jang Hilang

Max Claire
3 min readMar 2, 2024

Permataku yang hilang

Alangkah ceroboh nya aku pernah melepasmu dari genggamanku

Aku telah mencari permata yang lain

Namun, tidak ada yang seindah dirimu

Ruang Biru, 2023

Dikala Hujan itu

Saat hujan telah turun, aku menari di bawah teduhnya payung

Tak peduli seberapa berat beban yang kutanggung

Air mata pun mengalir bersama hujan yang tak dapat dibendung

Berharap membersihkan virus cinta yang membuat hati hancur lebur

Hari ini hujan tak dapat membasuh virus cinta yang ada pada diriku

Aku tiba-tiba memikirkanmu

Apa kabar?

Apa yang kau lakukan di kala semesta menangis?

Kasur Ayah, Musholla, 2023.

Yang Semestinya

Sekarang, masa darah muda tengah mendidih

Masa yang seharusnya memiliki tekad dan semangat yang gigih

Namun, masih banyak darah muda yang membeku dan menangis lirih

Akibat cinta yang tak dapat mereka raih.

Ruang Biru, 2023

Putih Abu-abu

Masa ini adalah masa yang indah

Begitulah yang dikatakan orang dahulu

Apa yang mereka temukan?

Apa yang membuatnya Indah?

Putih abu-abu hanyalah warna yang monoton

Bahkan putih bukanlah warna

Abu-abu pun hanya campuran putih dan hitam

Akankan aku menemukan keindahannya suatu saat nanti?

Ruang Biru, 2023

Kamu Yang Lain

Masa ini adalah masa yang indah

Begitulah yang dikatakan orang dahulu

Aku pernah merasakan jatuh cinta

Namun, aku tidak tahu kepada siapa

Hatiku bertanya-tanya

Siapa dia?

Mengapa harus dia?

Kapan aku menemuinya?

Chrisye pernah berkata, “Sungguh aneh tapi nyata”

Tapi, itulah keadaannya

Saat pertama kali berjumpa denganmu

Aku merasakan getaran cinta yang sama

Seakan-akan anganku bersuara di fajar hati dengan sempurna.

Apa yang mereka temukan?

Apa yang membuatnya indah?

Mestakung

Pagi itu aku mulai melangkahkan kaki

Pergi mencari ilmu yang hakiki

Semangat kuteguhkan dalam hati

Tak peduli segala rintangan yang ku hadapi

Ketika pagi masih hangat

Semesta mempertemukan kita di simpang jalan yang kutuju

Kau melambaikan tangan dan melempar senyum

Aku pun tersipu malu dan tak henti-henti membayangkan indahmu

Ruang Biru, 16 September 2023

Cantik

Di mataku kau lah sang lavanya

Anugerah Tuhan yang senantiasa ku terima

Di mata orang lain mungkin kau hanya perempuan biasa

Tapi di mataku kau sangat cantik sempurna

Ruang Biru, 2023

Dirimu dan Maghrib

Kumandang adzan telah kudengar Aku memasuki mushola berharap dosaku terbakar Tanpa sengaja aku melihat senyumanmu yang indah terpancar Aku pun duduk dan tersenyum dengan hati yang berdebar.

Tenda, 2023

Tak Biasanya

Biasanya malam tak pernah mengundangmu ke dalam mimpi Aku pun tak pernah mengharapkanmu hadir di sepanjang lelapku Saat terjaga Ku berharap hari ini semesta merestui bertemu denganmu

Tapi harapanku musnah Meski di tempat yang tak jauh jaraknya Tuhan tak izinkan menatap wajah cantikmu

Oh Tuhan apa maksud mimpi semalam? Hanya Engkau yang mengetahui segala

Ruang Biru, 24 September 2023

Puisi Terakhir

Aku tak tahu apalagi yang harus kutulis Tak tahu apa perasaanku Kepalaku menjadi kosong karenamu Bahkan, arti cinta pun tak kusadari

Sungguh tak mudah menuliskan ini Ku coba memohon pada Tuhan Bercerita pada Puji Jagad Hingga bercengkrama dengan alam

Wahai puisi terakhirku Permata yang hilang kini sudah menjadi kenangan Meski permata baru telah kutemukan dirimu tetap akan terkenang

Ruang Biru, 8 Oktober 2023

Tentang Penulis

Zaqy Rahman (Max Claire)

Zaqy Rahman adalah seorang pelajar sekaligus penulis puisi. Zaqy lahir pada tanggal 23 Februari tahun 2007, di kota Bandung. Ia seorang pelajar dari sekolah SMA Al-Kautsar Labschool Bandung. Ia menyukai Sastra dan Bahasa Indonesia. Sekarang Zaqy tinggal di Kiaracondong, Bandung.

Hubungi penulis:

Email: zaqyruhiyat@gmail.com

Instagram: @zakirenebluu_

Facebook: Zaqy Rahman

WhatsApp: +6285795651729

--

--

Max Claire
Max Claire

No responses yet