Resensi Buku — Laila Majnun (Bahasa Indonesia)
Judul: Laila & Majnun
Penulis: Nizami Ganjavi
Tahun Terbit dan Cetak: Maret, 2023
Tebal Buku: 255 halaman
Nomor Edisi Buku: 3
Penerbit: Kakatua
Layla & Majnun merupakan kisah epik romantis yang berlatar belakang di daerah Jazirah Arab yang dihuni oleh Suku Baduy (suku pengembara yang ada di Jazirah Arab). Kisah ini menceritakan seorang anak Sayyid (pemimpin Kabilah yang termasyhur) yang bernama Qais. Qais sangat mencintai Laila, sang purnama yang mencerahkan langit di malam hari. Seiring berjalannya waktu mereka berdua saling mencintai satu sama lain. Namun, perbuatan mereka berdua membuat Kabilah Laila marah terhadap Qais. Dengan terpaksa mereka berdua harus dipisahkan. Setelah lama dipisahkan mereka berdua memiliki rasa rindu yang sama, tapi rasa rindu itu membuat Qais angkat kaki dari rumah dan merubah nya menjadi lelaki gila. Sehingga ia disebut sebagai Majnun (orang gila) oleh semua orang yang melihatnya. Bagaimana tidak disebut gila?, ia melantunkan syair-syair dan juga puisinya tentang Laila di sepanjang jalan yang ia susuri untuk mencari kekasihnya.
Namun, semesta tidak mengizinkan mereka untuk saling bertemu dan perjalanan yang dilakukan oleh Majnun itu semua sia sia dan berakhir tragis. Meskipun kisah mereka berakhir tragis, cinta sejati tidak memisahkan mereka sampai akhir hayat pun dan mereka berakhir sebagai sang legenda yang tak terpisahkan.
Penulis kisah ini adalah Nizām ad-Dīn Abū Muhammad Ilyās ibn-Yusūf ibn-Zakī ibn-Mu'ayyid atau dikenal sebagai Nizami Ganjavi. Ia lahir di Ganja, Azerbaijan. Ia hidup di sekitar tahun 1141-1209 M. Nizami adalah seorang penyair yang memiliki pengetahuan luas dalam bidang sastra, sejarah, astronomi, bahkan ia menguasai bidang psikologi. Sebagai penyair tentunya ia memiliki banyak karya, tapi hanya buku Laila dan Majnun lah karya Nizami yang paling populer dari masa ke masa.
Kelebihan buku ini adalah menginspirasi anak remaja yang sedang jatuh cinta dan juga menerangkan bahwa cinta sejati tidak akan hilang. Selain itu buku puisi ini juga menginspirasi Shakespeare menulis Romeo dan Juliet dan juga menginspirasi Rumi dalam menulis Matsnawi dan Diwan Syams Tabriz. Namun, buku ini mungkin akan sulit dipahami karena ada beberapa kosakata yang indah dan tak semua orang mengerti kosakata tersebut. Juga, bahasa dalam puisi ini cukup berat dan di awal kisah dimulai sangat membosankan, tapi setelah mengerti alurnya buku ini terasa sangat bagus.